2011年9月25日星期日

Jadi Pelajar Tawuran Emang Enak?


24 September 2011
Memangnya enak sih kalau jadi pelajar tawuran? Apa biar dianggap sebagai pelajar pemberani? Atau mungkin ingin dianggap sebagai bos? Jadi pelajar suka tawuran sebenarnya justru susah loh, kalau mau melakukan aktifitas sehari-hari malah jadi merasa cemas dan was-was. Para pelajar tawuran, justru akan dianggap negatif oleh masyarakat.
Tawuran Antar Pelajar
Untuk apa sebagai pelajar tapi suka tawuran? Kehidupan kita terus berjalan menuju masa depan, kalau dari sini saja sudah susah, maka selanjutnya juga bakalan susah. Ngeri rasanya kalau melihat para pelajar tawuran, banyak sekali kerugian yang akan kita dapat, bukan hanya dari sisi materi, tapi dari tanggapan para orang-orang juga bakalan lebih buruk lagi. Dan apakah Anda tahu apa artinya itu? Para pelajar tawuran hanya akan dianggap sebagai manusia tak berkualitas.
Sebenarnya apa yang diharapkan jika setelah tawuran? Apakah jika kita menang tawuran kita bisa lebih hebat daripada yang dikalahkan? Justru kalau jadi pelajar tawuran merupakan orang paling lemah, kenapa bisa begitu? Namanya saja sudah pelajar tawuran, berarti kan pelajar yang terlalu lepas dari kendali.
Menurut banyak orang, orang yang paling kuat adalah mereka yang mampu mengendalikan dirinya sendiri. Itu berarti, pelajar tawuran yang dimana sudah tidak bisa dikendalikan merupakan orang yang lemah. Untuk menjadi kuat atau berkualitas tidak harus dengan cara-cara yang bisa merugikan diri sendiri dan lingkungan, ada banyak caranya untuk bisa menjadi lebih berkualitas.
Saya tidak tahu apa maksud sebenarnya dari mereka-mereka yang jadi pelajar tawuran, tapi sebagai generasi muda saya ingin mengajak untuk bisa menjadi orang yang lebih berkualitas dan bisa menunjukkan kamampuan kita. Kalau kehidupan ini kita isi dengan menjadi pelajar tawuran, tentu saja semakin lama kehidupan ini akan semakin buruk.
Suatu kehidupan yang dipenuhi dengan kekerasan, akan sangat mempengaruhi mentalitas setiap orang. Rasa cemas dan khawatir pasti akan selalu datang menghampiri di setiap aktifitas kita. Mau makan saja khawatir ada yang marah-marah, mau mandi juga takut ada yang marah-marah, memang enak hidup seperti itu?
Justru kalau kita meningkatkan kualitas hidup kita untuk masa depan, akan ada banyak sekali manfaat yang akan kita dapatkan. Kita jadi lebih bisa untuk hidup mandiri, tidak selalu bergantung kepada orang lain. Setiap orang itu punya kesibukannya sendiri-sendiri loh, memangnya Anda mau hidup seperti benalu? Bisanya cuma nempel aja di kehidupan orang, pasti lama-kalamaan orang itu juga akan merasa kesal.
Hindari kehidupan pelajar tawuran, jadilah pelajar yang berkualitas yang bisa bermanfaat untuk orang lain. Jika Anda bisa berbuat baik kepada orang lain, maka orang lain juga akan berbuat baik kepada Anda. Selain itu hindari cara hidup yang dipenuhi kekerasan, lebih baik saling mencoba untuk memahami, maka kehidupan sosial akan terasa nyaman. Dan semoga bermanfaat.

Tertembus Mur, Otak Korban Bom Dioperasi


Total ada 24 korban yang dirawat di RS Oen, 14 dirawat inap dan 10 rawat jalan.


MINGGU, 25 SEPTEMBER 2011


Ledakan bom yang terjadi di  Gereja Betel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton, Tegal Harjo, Jebres, Solo, Minggu, 25 September 2011 sekitar pukul 10.50 WIB, tak hanya menewaskan pelaku. Puluhan jemaat juga mengalami luka, ringan hingga berat.

Kepala Pelayanan Medis Gawat Darurat Rumah Sakit Dr Oen, Rudi Handoyo mengatakan, sejauh ini ada 24 korban yang masuk ke rumah sakitnya. Sebanyak 14 orang rawat inap, 10 lainnya rawat jalan. "Yang mondok mayoritas terluka kena benda asing, ada paku, dan mur," kata dia kepada VIVAnews.com, Minggu 25 September 2011.

Beberapa korban harus menjalani operasi. "Yang sudah dilakukan operasi ada empat. Satu orang sedang operasi otak. Perempuan remaja bernama Deviana," tambah Rudi.

Devina, lanjut dia, adalah korban terparah. Ada benda asing di otaknya. Sekarang sedang dilakukan operasi oleh dokter syaraf."

Rudi menjelaskan, semua korban dalam keadaan sadar. "Devina pun sadar." Dia mengakui, bukan hal mudah untuk mengeluarkan benda asing yang tertancap di tubuh korban. Perlu alat khusus, yang dimiliki RS Oen.

Ditemui terpisah, nenek Devina, Nyonya Darmawan Sutanto mengaku prihatin dengan nasib cucunya itu. "Dalam hal ini hanya bisa menguatkan mereka. Satu keluarga kena, selain Devana, ayah dan ibunya juga jadi korban." (sj)